Sejarah tumenggung brotonegoro – Pada sudut pandang yang berbeda, mari kita bahas kisah seorang tokoh Ponorogo yang mungkin belum banyak diketahui, Tumenggung Brotonegoro.
Dalam artikel ini, kita akan mengungkap siapa sebenarnya Tumenggung Brotonegoro dan perannya dalam perlawanan melawan penjajah Belanda.
1. Siapa Sebenarnya Tumenggung Brotonegoro?
Tumenggung Brotonegoro adalah seorang Bupati Ponorogo yang memiliki peran penting dalam sejarah daerah Polorejo. Namun, kisahnya tidak hanya terbatas pada perannya sebagai seorang pejabat daerah.
2. Kunjungan Pangeran Diponegoro
Pada tahun 1825, rumah Tumenggung Brotonegoro di desa Polorejo menjadi saksi bisu dari kunjungan Pangeran Diponegoro yang saat itu sedang dalam pelarian dari penjajah Belanda. Keberadaan Pangeran Diponegoro di rumah Brotonegoro menjadi salah satu babak penting dalam sejarah perlawanan melawan penjajah.
3. Konfrontasi dengan Belanda
Setelah Pangeran Diponegoro pergi, rumah Tumenggung Brotonegoro tidak luput dari perhatian Belanda. Mereka menggrebek rumah tersebut, memicu konfrontasi sengit antara Brotonegoro dan pasukan Belanda. Bahkan, konflik ini berlanjut hingga wilayah Sekelip, Madiun.
4. Bantuan dari Surakarta
Dalam menghadapi ketegangan ini, Belanda meminta bantuan dari Surakarta untuk mengatasi perlawanan sengit Tumenggung Brotonegoro dan para prajuritnya.
5. Keputusasaan Belanda
Meski mendapat tambahan kekuatan, Belanda masih kesulitan menghadapi keteguhan Brotonegoro. Namun, mereka tidak ingin menerima kekalahan.
6. Pertempuran yang Berakhir Tragis
Akhirnya, Belanda berhasil membalikkan keadaan dan mengalahkan Tumenggung Brotonegoro beserta pasukannya. Ini merupakan babak tragis dalam sejarah perjuangan melawan penjajah.
7. Pemakaman di Bukit Gombak
Tertembak oleh salah satu pasukan Belanda, Tumenggung Brotonegoro yang terluka parah dibawa oleh seorang pekatik (kusir kereta kuda) ke arah Bukit Gombak.
8. Kekejaman Belanda
Belanda yang tidak puas dengan keadaan tersebut mengejar dan menghabisi Tumenggung Brotonegoro, beserta istri, pekatik, dan bahkan kudanya di Bukit Gombak. Mereka dimakamkan di puncak bukit itu, agar sulit ditemukan oleh warga setempat.
9. Larangan dan Konsekuensinya
Selanjutnya, Belanda mengeluarkan larangan keras bagi siapa pun yang ingin menghormati atau merawat makam Tumenggung Brotonegoro. Bahkan para pejabat negara yang berkunjung ke makam tersebut akan dihukum.
10. Desa Nglarangan
Dalam konteks larangan tersebut, desa tempat makam Tumenggung Brotonegoro akhirnya dikenal dengan nama Desa Nglarangan.
11. Astana Giri Gombak
Jika Anda mengunjungi Astana Giri Gombak, Anda akan menemukan empat makam yang menjadi bagian dari sejarah ini. Di antaranya adalah makam Turonggo Gaprik (kuda Gaprik) dan makam pekatik atau kusir kuda Gaprik.
12. Makam Utama
Di dalam area makam utama, ada dua nisan yang menarik perhatian. Kedua nisan tersebut adalah makam Tumenggung Brotonegoro dan istrinya, Tedjo Sumekar. Kedua makam ini ditutupi oleh kain kafan putih dan dikelilingi oleh tirai berwarna hijau dan putih.
13. Peziarah Setia
Patok, seorang peziarah setia, menjaga kebersihan area makam ini setiap hari. Tujuannya adalah agar tempat ini nyaman bagi para peziarah yang datang mengenang tokoh besar ini.
14. Menelusuri Jejak Sejarah
Kisah Tumenggung Brotonegoro adalah salah satu bagian penting dari sejarah perlawanan Indonesia terhadap penjajah. Meskipun penuh dengan kesedihan, kisah ini adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.
Sejarah Tumenggung Brotonegoro mengingatkan kita akan perjuangan heroik para pahlawan Indonesia dalam melawan penjajah. Meskipun terjadi tragedi yang mengiringi perjuangannya, semangat dan keteguhan hatinya patut dihormati.
Setelah membaca artikel ini, Anda mungkin memiliki beberapa pertanyaan tentang Tumenggung Brotonegoro. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan: